DIKUTUK SELALU MERINDU
Menghiasi hidup dengan isak tangis dan tawa renyah
Bak kincir yang berputar di amuk hembusan amarah
Seperti air yang lincah
yang menyembunyikan desir angin ke dasar sungai yang tanpa arah
Langit berlutut, membasuh waktuku yang tak baka
Sesungguhnya rumahku pada luka
dalam perih abadi yang ku rasa
Bersenang-senang di tubir bayangan
Merasuki tubuh asing yang tak pernah lekang
dengan maut yang mengekor, dengan daun-daun gugur yang saling berterpaan
Aku belum melupakan, saat kautumpahkan
cintamu ke kemejaku
Aku sudah memaafkan semua salah yang bahkan tak kau buat
Dan hanya dengan kata tersirat
Kau membuat bayang di kepalaku menjadi bergulat
Aku ingin melupa mu dengan tepat
Hingga tak ada bayang di kepala lagi tentangmu yang merambat
Yang selalu membuat renyuh kacau di laraku
Namun semua bak hal gurau yang meracau
Semua hal diam di diriku nampak sendu
Karena diri ini telah dikutuk selalu merindu